Meraih Cita

Meraih Cita

Minggu, 27 November 2011

Menjadi Magnet Uang



Judul : How to Become a Money Magnet, Rahasia Menarik Uang dengan Mudah dan Cepat
Penulis : Marie-Claire Carlyle
Penerbit: Foresta, Jakarta
Terbit: I, April 2011
Tebal : 271 Halaman

Uang. Siapa tidak mengenalnya? Semua orang berlomba mencari dan mengumpulkannya. Baik dengan cara yang penuh kebaikan, kerja halal, maupun dengan cara-cara kotor, seperti korupsi dan memuja makhluk halus (babi ngepet, tuyul, dan seterusnya).

Benarlah kata Lynn Grabhorn. Uang, kata yang sangat berharga dalam bahasa mana pun yang menggunakannya. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya uang dapat datang sendiri? Ya, uang dapat datang menyapa kita dengan senyum hangatnya. Tanpa harus berpeluh keringat. Buku How to Become a Money Magnet, Rahasia Menari Uang dengan Mudah dan Cepat ini membuktikannya.

Syaratnya sederhana, agar menjadi magnet uang, pikiran dan perasaan Anda harus sejalan, baik pikiran sadar maupun pikiran bawah sadar, dengan keyakinan bahwa Anda dapat dengan mudah menarik uang.

Ketimbang berfokus pada bagaimana menarik uang, misalnya dengan memenangkan lotre, lebih bijak untuk berfokus pada perasaan kaya dalam diri Anda. Lebih mudah jika mengizinkan uang mendekati diri Anda. Merasa kaya berarti memiliki harga diri yang tinggi dan tahu bahwa Anda layak atas kekayaan.

Pendek kata, menjadi magnet uang berarti mencari “kekayaan dari dalam diri” guna menarik “kekayaan dari luar” (hal 38). Dengan demikian, kunci kekayaan itu pada dasarnya ada di dalam diri kita sendiri. Karena Tuhan telah menganugerahkan potensi yang sangat luar biasa kepada manusia, sebagai makhluk berakal dan bernurani.

Guna meraih itu semua, buku ini menyarakan kepada kita untuk membiasakan diri untuk mencintai dan menghargai diri Anda; Menghargai apa yang Anda tawarkan sebagai pengganti uang; Menghormati uang dengan mengetahui berapa banyak uang milik Anda; Menghormati uang dengan membelanjakan uang secara bijaksana; Dapat membicarakan uang dengan mudah dan dengan cara yang pantas.

Tidur nyenyak di malam hari karena mengetahui bahwa Anda aman secara keuangan; Memiliki waktu untuk diri sendiri. Menyenangi apa yang Anda lakukan; Bahagia dalam sebagian besar waktu Anda; Berbagi kebahagiaan dengan orang lain; Selalu mengingat visi Anda; Mempunyai visi yang jelas tentang hasrat Anda di masa depan.

Setiap hari memperhatikan berbagai gambar yang membangkitkan semangat, baik di rumah mauun di kantor; Membuat tujuan yang jelas ketika ingin sesutau; Menjadi orang dermawan; Menerima pujian dengan mudah: Tiada kesemrawutan di rumah, kantor, dan di pikiran.

Sadar bahwa apa yang Anda pikirkan aan menarik hal tersebut ke Anda; Selalu berfokus atas apa yang Anda anggap penting; Selalu menindaklanjuti setiap inspirasi yang Anda terima; Penuh percaya diri; Selalu bersyukur; Tetap rileks untuk melepaskan dari genggaman kesemrawutan mental; Anda berlibur secara teratur.

Buku karya Marie-Clarire Carlyle, seorang pelatih potensi sejati ini membahas bagaimana uang merupakan refleksi dari nilai kita, baik dalam nilai diri kita maupun nilai yang kita berikan untuk orang lain.

Kini uang bukanlah akar segala kejahatan. Uang adalah jalur menuju kebaikan. Itulah yang diajarkan buku ini: menghasilkan uang demi kepentingan diri sendiri takkan membuat Anda bahagia. Menghasilkan uang agar dapat berbuat baik, nah itulah skenario yang menguntungkan.

Secara sadar maupun tidak, walaupun Marie-Clarie tidak mengutip langsung ayat-ayat dalam kitab suci, namun buku ini sesuai dengan teks dalam kitab suci. Buku ini mengajarkan kepada kita bahwa uang tidak akan berkembang dengan sendiri jika hanya kita simpan. Uang akan terus berkembang dan bertambah banyak jika didedikasikan di jalan yang benar dan baik dengan beramal.

Pada akhirnya, buku yang ditulis oleh pendiri Miracle Club ini akan membuat kita melek bahwa jika ingin memiki banyak uang, maka kita harus berpikir tentang uang dengan cara yang berbeda.

//TELAAH BUKU Majalah BAKTI edisi November 2011//


*)Benni Setiawan, Pembaca buku, tinggal di Sukoharjo.

Kamis, 24 November 2011

Tantangan Muhammadiyah di Abad Kedua



Judul : Muhammadiyah Abad Kedua
Penulis : DR. Haedar Nashir
Penerbit: Suara Muhammadiyah, Jogjakarta
Terbit : 2011
Tebal : xii + 300 Halaman

Jawa Pos, "Buku", Minggu, 20 November 2011

Pembaruan gelombang kedua menjadi keniscayaan bagi Muhammadiyah. Perlu transformasi strategi dakwah dan tajdid agar lebih memiliki kekayaan pemikiran dan model-model praksis yang bersifat alternatif.

Muhammadiyah memasuki usia satu abad. Muhammadiyah sebenarnya baru berusia satu abad dalam hitungan tahun Miladiyah yang akan jatuh pada 18 November 2012. Sedangkan manakala dihitung dalam tahun Hijriyah telah jatuh pada 8 Dzulhijjah 1430 tahun lalu. Namun, Pimpinan Pusat telah mengambil kebijakan menetapkan Muktamar ke-46 di Yogyakarta tahun 2010 pada tanggal 3- 8 Juli (22-27 Rajab 1431 H) sebagai Muktamar Satu Abad.

Hal itu didasarkan atas pertimbangan betapa tidak mudah mencari titik temu waktu yang tepat antara tahun kelahiran dengan menggunakan dua kalender dan ketepatan pelaksanaan Muktamar, sehingga diambil jalan tengah atau kebijakan organisasi seperti itu.

Muhammadiyah pasca-Muktamar ke-46 berada dalam pusaran dinamika kehidupan bangsa dan dunia global yang penuh masalah, tantangan, dan tarik-menarik yang kompleks di seluruh bidang kehidupan. Muhammadiyah tentu akan banyak mengalami situasi baru yang tidak sama dan jauh lebih kompleks ketimbang masa sebelumnya.

Tantangan bagi Muhammadiyah ialah bagaimana seharusnya melangkah dalam melintasi zaman menuju abad kedua yang penuh dengan dinamika baru yang sangat kompleks. Melangkah dengan pandangan dan strategi yang lebih tepat sasaran dan mencapai keberhasilan dalam mewujudkan visi dan tujuannya, baik tujuan jangka menengah dan jangka panjang, maupun tujuan ideal yakni terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Buku yang ditulis oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengurai kerumitan dan tantangan Muhammadiyah tersebut. Haedar Nashir sebagai “orang dalam” Muhammadiyah mempunyai cara pandang yang unik dalam menjawab tantangan zaman abad kedua.

Postmodernisme
Dalam pandangan Doktor Sosiologi Universitas Gadjah Mada ini Muhammadiyah pada abad kedua perjalanannya menghadapi zaman baru kehidupan pasca-modern (postmodernisme). Kehidupan modern tahap lanjut tersebut sara dengan perkembangan dan perubahan yang spektakuler di berbagai bidang, yang berada di pusaran dinamika globalisasi yang membawa ideologi kapitalisme dan neoloiberalisme global yang masuk ke seluruh relung kehidupan bangsa-bangsa.

Sementara Muhammadiyah dengan cita-cita Islam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan mendirikan Islam sebagai rahmatan lil alamin, yang memerlukan transformasi baru dalam aktualisasi gerakannya di berbagai bidang kehidupan. Di sinilah pentingnya aktualisasi ideologi modernisme-reformisme Islam dalam gerakan dakwah dan tajdid gelombang kedua yang secara niscaya diperlukan Muhammadiyah dalam memasuki abad baru yang penuh tantangan tersebut.

Muhammadiyah memiliki potensi dan modal dasar yang kuat untuk memasuki abad kedua dengan gerakan pencerahan. Muhammadiyah diharapkan terus berkiprah untuk pencerahan dan kemajuan bangsa, serta mampu menjadikan gerakan Islam kosmopolitan yang membawa Islam sebagai rahmat bagi semesta kehidupan.

Dengan pandangan Islam yang berkemajuan, sumberdaya manusia yang berkualitas, kepercayaan masyarakat yang cukup tinggi, pengalaman sosial yang panjang, dan modal sosial yang luar biasa Muhammadiyah akan mampu menjadi kekuatan pencerahan di negeri ini. Kini dalam memasuki perjalanan abad kedua tuntutannya ialah bagaimana segenap anggota terutama kader pimpinan Muhammadiyah, memanfaatkan dan memobilisasi seluruh potensi dan sistem gerakannya untuk tampil menjadi gerakan Islam modern yang unggul di segala lapangan kehidupan.

Melalui gerakan pencerahan yang membawa misi dakwah dan tajdid yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan di tengah dinamikan abad modern tahap lanjut yang sarat tantangan, Muhammadiyah dituntut melakukan transformasi pemikiran dan gerakan praksisnya di segala bidang yang selama ini diperankan plus bidang-bidang baru yang dikembangkannya.

Pembaruan Gelombang Kedua
Transformasi di bidang pemikiran, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan usaha-usaha lain yang bersifat unggul dan terobosan, Muhammadiyah dituntut untuk terus berkiprah dengan inovatif. Pembaruan gelombang kedua menjadi keniscayaan bagi Muhammadiyah dalam memasuki fase itu. Di sinilah pentingnya transformasi dakwah dan tajdid, yakni melakukan perubahan-perubahan pandangan dan strategi dakwah dan tajdid yang lebih mendasar dan memiliki kekayaan pemikiran dan model-model praksis (aksi berbasis refleksi) yang bersifat alternatif.

Memasuki abad kedua, Muhammadiyah akan sarat masalah dan tantangan. Tapi, dengan prinsip dan orientasi gerakannya yang kokoh memiliki peluang yang besar untuk berhasil. Muktamar Satu Abad tahun 2010 telah membekali Muhammadiyah dengan perspektif dan orientasi gerakan yang kokoh dan terang benderang dalam memasuki masa depan, baik jangka pendek, menengah, dan panjang.

Dengan fondasi ideologi reformis dan moderat yang menjadi karakter gerakannya plus pandangan Islam yang berkemajuan dan berbagai potensi sumberdaya manusia, amal usaha, dan jaringan yang dimilikinya, Muhammadiyah akan mampu menghadapi masalah dan tantangan yang menghadang betapa pun kompleksnya.

Karena itu dalam memasuki dan menjalani abad kedua, Muhammadiyah memerlukan strategi revitalisasi atau bahkan lebih auh lagi transformasi gerakan dari hal-hal dalam seluruh aspeknya dalam arus besar transformasi dakwah dan tajdid Muhammadiyah abad ke-21 sebagaimana terkandung dalam keputusan-keputusan Muktamar ke-46, khususnya Program Muhammadiyah dan Pernyataan Muhammadiyah Abad Kedua.

*)Benni Setiawan, alumnus Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jogjakarta.

Senin, 07 November 2011

Menaklukkan Ketidakmungkinan



"Buku", Bisnis Indonesia, 06 November 2011

Judul : The Possibler
Penulis : Hery Tjahjono
Penerbit: Kanisius, Yogyakarta
Terbit : 2011
Tebal : 212 Halaman

The Possibler, kata yang sulit kita cari di dalam kamus. Namun, kata ini sungguh luar biasa. Hal ini setidaknya tercermin dari uraian Herry Tjahjono dalam buku The Possibler ini.
Herry Tjahjono mengartikan The Possibler sebagai seseorang orang yang membuat segala sesuatunya mungkin. Dengan kata lain, ia mampu membuat yang tidak mungkin (ketidakmungkinan) menjadi mungkin. He or she made all things possible. All things possible termasuk yang impossible dibuat possible.
Secara logika, ketidakmungkinan menjadi ada ketika kita mengenal dulu kemungkinan, yang serba mungkin. Sama seperti kita mengetahui sesuatu itu dingin, ketika kita mengenal panas. Kita mengenal baik, karena ada jahat. Ketika itu dikatakan, semakin akrab Anda dengan yang serba mungkin, semakin asing bagi Anda dengan ketidakmungkinan.
The Possibler bukan hanya berarti sosok manusia secara fisikal. Ia juga bisa berarti sesuatu yang ada di dalam diri Anda, kita semua sebagai manusia. Dan ketika Anda bisa mewujudkannya dalam kehidupan Anda, maka Anda sendirilah The Possibler itu (hal 13).
Ironisnya, logika dan gejala ketidakmungkinan seringkali diabaikan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Manusia terlalu akrab dengan yang serba mungkin dalam hidupnya. Maka sukses didefinisikan sebagai kemampuan untuk sebanyak mungkin dan sesering mungkin meraih yang serba mungkin. Ketika suatu saat dihadapkan, sengaja atau tidak dengan kondisi yang sepintas tidak mungkin, maka dengan spontan, nyaris naluriah manusia akan berkata, “Ahh mana mungkin?”
Buku ini mengajarkan kita bisa menjadi penakluk ketidakmungkinan. Ketika kita mampu menaklukan ketidakmungkinann, sebuah ketidakpastian juga ikut ditaklukan.
The Possibler adalah buku Herry Tjahjono yang kesembilan. Buku ini disarikan dari berbagai pelatihan, obsevasi, penanganan terhadap para manusia luar biasa yang meraih sukses sejati dalam hidupnya. Selama 22 tahun lebih malang melintang sebagai seorang professional dan eksekutif di bidang sumber daya manusia (SDM), Organization Development (OD), Budaya Perusahaan, dan Kepemimpinan di berbagai group perusahaan besar di tanah air. Berbekal best practice itulah, belakangan ia “membebaskan dirinya sendiri” dengan menjadi konsultan, trainer, pembicara di berbagai perusahaan dan public event.
Buku ini akan membuat Anda berpikir ulang tentang kemungkinan dan ketidakmungkinan. Anda akan banyak mendapat pesan singkat, sederhana, namun menghujam dalam relung hati, sehingga tanpa terasa kita sedang berada dalam kondisi yang seringkali kita sebut sebagai “ketidakmungkinan”. Anda akan diajarkan bagaimana rahasia Nicholas Effect, yang mampu menggerakkan jutaan rakyat Italia dalam sekejab mata untuk mengikuti apa yang diinginkan Reg Green.
Juga bagaimana efek Rajawali, yang akan mampu mengubah paradigma Anda dalam hidup. Betapa banyak dari kita yang seharusny menjadi Rajawali. Namun, selama ini terkungkung hidup di lingkungan yang salah. Lingkungan anak ayam. Maka terbonsailah semua kapasitas dan potensi Rajawali yang mengeram dalam diri kita, sebab kita hidup di lingkungan anak ayam.
Pada akhirnya, buku ini, berawal dari programnya yang telah mengubahkan kehidupan ribuan orang dalam sekejap. Kini semuanya dituangkannya dalam buku ini! Selamat datang di zona penakluk ketidakmungkinan.

Benni Setiawan, Alumnus Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.