Meraih Cita

Meraih Cita

Selasa, 26 April 2011

Mengikuti Jejak Paulus

Analisis News, Senin, 18 April 2011


Judul: In the Steps of Saint Paul
Penulis : Peter Walker
Penerbit : Kanisius, Yogyakarta
Terbit : 2010
Tebal : 215 Halaman

Beberapa pokok ajaran Paulus pernah menjadi sumber perbedaan dan perpecahan dalam Gereja Kristus. Namun, dalam proses kesejarahan, pencarian dan penemuan makna tidak akan berhenti begitu saja. Apalagi proses kesejarahan tersebut menguak tabir misterius sang penabur Sabda.

Buku-buku tentang Rasul Paulus yang sudah terbit sampai saat ini umumnya terasa “berat” dan sulit dicerna. Kita mengetahui bahwa Paulus banyak melalukan perjalanan penginjilan. Akan tetapi, banyak sekali pembaca awam yang kiranya masih bingung dengan urutan perjalanan-perjalanan Paulus tersebut, apalagi untuk menempatkan konteks sebuah suratnya berkaitan dengan perjalanan-perjalanan tersebut.

Pada titik itulah, buku In the Steps of Saint Paul ini akan memberikan pencerahan. Dengan gaya tulisan yang ringan, penulis buku ini mengantar kita ke 14 kota dan wilayah yang pernah dikunjungi Paulus. Sejarah kota dan wilayah yang bersangkutan, mengapa Paulus sampai ke sana, bagaimana dan dengan siapa dia ke sana, dan lain-lainnya, semuanya dikisahkan dengan menarik. Banyak rinciannya, namun disampaikan dengan menarik. Pembaca akan terus diundang untuk membaca dan melibatkan diri dengan perjalanan, karya, dan pribadi sang Rasul, mulai dari Damsyik sampai ke Roma.

Dalam merekonstruksi perjalanan-perjalanan Paulus ini, penulis terutama berpegang pada tuturan Lukas dalam Kisah Para Rasul yang dilengkapi dengan informasi dari surat-surat Paulus sendiri. Dalam bahasa Peter Walker, kita patut bersyukur karena Paulus sungguh-sungguh menuliskan sesuatu hitam di atas putih.

Dengan demikian, surat-surat paulus memberikan kepada kita kemungkinan untuk menatap ke dunia Paulus, dengan memberikan wawasan penting ke dalam jati diri dan tanggapannya yang mendetail terhadap aneka macam situasi. Kenyataanya, Paulus seringkali menulis dengan gaya yang amat pribadi, yang secara jelas memperlihatkan perasaannya. Hal ini berarti bahwa kita bisa mengenal Paulus lebih dekat dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain dalam sejarah masa lalu (hal 16).

Penulis buku ini juga mengingatkan kita bahwa perjalanan-perjalanan Paulus sampai ke Roma adalah sebuah sub-plot dari sebuah kisah utama tentang perjalanan Injil dari Yerusalem “sampai ke ujung bumi”. Dengan demikian, kisah perjalanan Paulus merupakan kisah tentang hidup dan pergulatan jemaat-jemaat Kristen Perdana.

Buku karya Peter Walker ini merupakan sebuah usaha untuk mengikuti jejak Paulus sebagaimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul. Buku ini dilengkapi degan ilustrasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan Paulus. 14 tempat yang dikunjungi Paulus selama perjalanannya dibahas secara panjang lebar. Sejarah masing-masing tempat dari hulu sampai sekarang dikemukakan; data-data kunci disampaikan; foto dan peta disajikan. Melalui sajian-sajian seperti ini, pembaca diharapkan bisa sungguh-sungguh masuk dan mengalami sendiri perjalanan Paulus sang penabur Sabda.

Dengan demikian, mengikuti jejak Paulus berarti melakukan suatu perjalanan panjang menelusuri daerah-daerah sekitar Laut Tengah. Tidak seperti Yesus yang karya publiknya hanya meliputi suatu daerah yang berukuran tidak lebih dari 240 km, bersama Paulus kita akan memandang yang kalau dihitung titik paling jauh, yaitu antara Yerusalem dan Roma, mencakup sekitar 2.250 km dengan banyak tempat di antaranya. Jelas bahwa Paulus sendiri mempunyai kepekaan geografi; pada suatu ketika saat menulis surat kepada jemaat di Roma (Rom 15:19), ia menggambarkan karya pelayanannya diarahkan dalam bentuk kurva, “perjalanan keliling dari Yerusalem ke Ilirikum” (sekarang Albania). Oleh karena itu, dalam buku ini kita akan mengikuti “busur” itu, berjalan menyusuri pantai utara Laut Tengah dan mengikuti arah yang dijalani Paulus sendiri—dari Yerusalem menuju Roma.

Dan saat kita menelusuri perjalanan itu, apapun pandangan pribadi kita atas tokoh istimewa dari masa lalu ini, sulitlah bagi kita untuk tidak tergerakkan, paling tidak kepala kekaguman yang mungkin juga diwarnai rasa iri hati atas tokoh ini yang sudah mempersiapkan diri mengarungi sebuah perjalanan yang begitu panjang—entah dengan jalan kaki, naik perahu, mengendarai kuda, entah keledai—demi suatu alasan yang sungguh-sungguh diyakini sepenuh hati (hal 7).

Buku ini tidak saja berbicara mengenai perjalanan Paulus dan jati dirinya, namun juga menyingkap tabir misteri sejarah panjang penyebaran Kristen di masa awal. Buku ini layak dibaca oleh siapa pun yang ingin lebih mengenal secara dekat sosok Paulus. Lebih jauh, buku ini mewartakan dokumen sejarah yang langka lagi berharga yang patut disimak sebagai sebuah pemahaman atas keyakinan.

Pada akhirnya, dengan membaca buku ini mengutip Mgr. I Suharyo dalam catatannya, kita dapat merasakan sendiri “Betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku”. Semoga pengalaman Sang Rasul Agung akhirnya juga sungguh-sungguh mengubah kehidupan kita secara total sebagaimana Paulus bersaksi, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya”. Selamat membaca.


*)Benni Setiawan, Pembaca buku, tinggal di Sukoharjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar