Meraih Cita

Meraih Cita

Minggu, 12 Desember 2010

Solusi Atasi Krisis Iklim

Resensi, Seputar Indonesia, Minggu, 12 December 2010 KRISISiklim bukanlah isapan jempol belaka.Sudah banyak bukti empiris menunjukkan bahwa bumi sudah rusak.Bencana alam banjir dan tanah longsor serta anomali cuaca menerpa berbagai belahan dunia lain. Pilihan untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan merupakan sebuah keniscayaan. Tanpa hal demikian, akan banyak generasi mendatang menuntut—untuk tidak menyebut mengutuk—kita sebagai penghuni terdahulu yang tidak mampu bertindak menyelamatkan alam. Inilah pesan yang dapat kita ambil dari buku Our Choicekarya Al Gore.Buku ini membicarakan solusi- solusi dalam menangani krisis iklim. Sang penulis yang juga mantan Wakil Presiden Ke-45 Amerika Serikat itu mengakui telah mengorganisasi dan memoderatori lebih dari 30 Solutions Summits dalam rangka mengatasi krisis iklim. Di samping memimpin pertemuanpertemuan, penulis juga bertemu satu per satu dengan para ahli terkenal seluruh dunia dalam upaya menemukan cara-cara paling efektif mengatasi krisis iklim. Our Choicemerupakan hasil wawasan- wawasan inovatif yang ditawarkan oleh peserta dalam dialog selama bertahun-tahun.Para ahli membantu menyusun sebuah pendekatan segar dan unik yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal inilah yang menjadi dasar penulisan buku ini, memilih gambar- gambar, dan memesan ilustrasi- ilustrasi––untuk mengumpulkan di suatu tempat semua solusi yang paling efektif yang sekarang tersedia dan bersama-sama akan mengatasi krisis ini. Hal itu dimaksudkan untuk memberi inspirasi kepada para pembaca untuk bertindak–– tidak hanya secara individual, tetapi juga peserta dalam proses-proses politik yang digunakan semua negara dan dunia secara keseluruhan––untuk menentukan pilihan yang sekarang sudah ada di hadapan kita. Kita dapat mengatasi krisis iklim. Memang akan sulit, tetapi kalau memilih untuk mengatasinya, saya tidak ragu sedikit pun bahwa kita mampu dan akan berhasil. Sungguh, keberhasilan kita di dalam mengubah ekonomi global ke pola rendah karbon akan menghasilkan solusi-solusi yang diperlukan bagi masalah-masalah yang telah dibiarkan memburuh selama berabad-abad. Langkah pertama yang penting untuk solusi tersebut adalah sebagai berikut: kita harus menentukan pilihan.Yang saya maksudkan dengan kita adalah peradaban global kita. Di sanalah letak, sebagaimana disebut Shakespeare,“kesulitannya”— karena tidak masuk akal untuk membayangkan bahwa kita sebagai spesies mampu membuat keputusan kolektif secara sadar. Meskipun begitu, itulah tugas yang sekarang kita hadapi (hlm 12–16). Lebih lanjut, rasa iba dan bantuan terhadap mereka yang telah terlukai oleh dampak-dampak dari krisis global terdahulu merupakan kebutuhan praktis untuk membangun dan meneguhkan konsensus global yang penting bagi tugas berat untuk mengatasi krisis dan menghindarkan dari dampakdampak buruk. Kenyataan penting yang diremehkan oleh mereka yang ingin memusatkan perhatian hanya pada adaptasi adalah bahwa kecuali kalau kita mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerusakan lingkungan bumi, adaptasi akan terbukti tidak mungkin sama sekali. Seandainya kita tidak mengambil tindakan tegas, dampakdampak terburuk dari krisis iklim akan semakin nyata dari generasi ke generasi, meningkat dalam kekuatan destruktifnya dari dekade satu ke dekade lain. Tapi kita tidak dapat menunggu kedahsyatan krisis dengan kekuatan penuhnya untuk memobilisasi suatu tanggapan,karena itu akan sudah sangat terlambat untuk menghentikan proses yang telah mulai kita gerakkan. Dalam istilah praktisnya,penyelamatan generasi mendatang harus dimulai sekarang juga. Bahkan sewaktu kita mengulurkan tangan kita kepada mereka dari generasi sekarang yang menderita, kita harus menolak pendapat bahwa penyelamatan ini merupakan sesuatu yang terlalu berlebihan daripada sekadar permulaan dari apa yang harus kita laksanakan (hlm 29–30). Buku ini juga memberi sebuah jawaban yang genuine atas pertanyaan mendasar,bagaimana kita memecahkan krisis iklim ini? Dengan memberi perhatian besar pada polusi yang sebelumnya diabadikan, Amerika Serikat menetapkan insentif yang kuat untuk memulai perubahan historis meninggalkan pembakaran batu baru tanpa menangkap dan menyimpan CO2 yang dikandungnya. Dorongan baru untuk mengubah produksi energi kami dari bahan bakar fosil ke sumber-sumber matahari, angin, dan panas bumi memacu gelombang perbaikan dalam teknologi-teknologi itu dan yang lain yang menghindarkan polusi. “Kami mendapat kejutan yang menyenangkan bahwa begitu banyak dari perubahan-perubahan bukanlah hanya murah, tetapi sebenarnya menguntungkan. Banyak dari industri kami menemukan cara untuk mengubah praktikpraktik yang sia-sia dan menjadi lebih efisien. Para petani, peternak, dan pemilik tanah besar mulai menanam pohon-pohon berjumlah jutaan dan mengubah cara menanam tanaman pangan dan menjalankan peternakan”(hlm 424) Dorongan-dorongan baru untuk mengurangi karbon membuka aliran sumber-sumber daya untuk membiayai penanaman pohon,pertanian organik, pemulihan kesuburan tanah,pembaruan pendidikan— dengan fokus pada anak-anak pe-rempuan dan laki-laki—serta inisiatif- inisiatif layanan kesehatan, dengan tekanan khusus pada layanan kesehatan ibu dan anak yang meningkatkan tingkat kelanjutan hidup anak dan mempercepat perubahan seluruh dunia menuju keluarga- keluarga kecil (hlm 425). Kelebihan lain dari buku yang dicetak secara spesial ini adalah tanggung jawab moral menyelamatkan alam (hutan) dari kerusakan. Buku ini dicetak dengan kertas khusus yang memperoleh pengakuan dari The Foresty Stewardship Council (FSC). Pada akhirnya, buku ini merupakan karya paling otoritatif guna memecahkan krisis iklim yang sedang kita hadapi. Dengan membaca buku ini, Anda akan diajak berpikir sekaligus bertindak untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan yang dahsyat. Benni Setiawan, alumnus Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar