Meraih Cita

Meraih Cita

Minggu, 09 Oktober 2011

Jurnalistrik ala Dahlan Iskan



"Buku", Jawa Pos, Minggu, 9 Oktober 2011

Api jurnalisme yang hidup dan menerangi pikiran-pikiran besarnya. Itu yang membuatnya mampu mengatasi keruwetan persoalan kelistrikan.

Dahlan Iskan merupakan sosok fenomenal. Di tangannya Jawa Pos menjadi raksasa bisnis koran di Indonesia. Tidak kurang dari 190 koran lokal lahir dari tangan dinginnya. Ia juga membidani lahirnya 34 televisi lokal, percetakan, bisnis listrik, dan perkebunan.

Tidak hanya piawai dalam mengelola koran, ia juga sangat mahir menyulap kegelapan menjadi cahaya terang benderang. Berkat kecakapannya, perusahaan listrik negara (PLN) yang dulu seringkali dipelesetkan menjadi “Perusahaan Lilin Negara”, karena seringnya pemadaman dan ruwetnya birokrasi menjadi perusahaan yang mendapat pujian masyarakat luas.

Salah satu pujian itu datang dari Ishadi S.K. Dalam buku kumpulan tulisan sejumlah tokoh tentang Dahlan tersebut, Komisaris Trans TV dan Trans 7 ini menyebut ayah dua anak itu sebagai pemberi inspirasi. Dialah yang menjadi penggerak ekonomi karena berurusan dengan energi. Dialah yang menyelesaikan masalah kelistrikan Indonesia yang selama 60 tahun terakhir kalah berlomba mengejar kebutuhan listrik yang meningkat dengan drastis.

Telah terjadi kegagalan cara mengelola cara mengelola sumber tenaga energi listrik selama puluhan tahun di Indonesia, di negara yang sumber energi alamnya demikian banyak dan melimpah. PLN yang secara monopoli diberi hak atas pengelolaan sumber tenaga listrik, beberapa puluh tahun telah mencobanya, tetapi gagal.

Dahlan Iskan, seorang wartawan jebolan pesantren, hanya butuh satu tahun untuk mengatasi masalah itu! Sehingga Dahlan yang menjabat diretur Utama/CEO PLN tersebut pada 27 Oktober 2010, kemudian diulang lagi delapan bulan kemudian pada 17 Juni 2011, berani menantang lewat Program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASS).
Kalau sebelumnya untuk mendapatkan sambungan listrik di rumah orang harus antre berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, Dahlan Iskan menantang sejuta sambungan listrik dalam sehari!

Dahlan Iskan membuktikan kepada masyarakat luas bahwa dia mampu memimpin perusahaan terbesar kedua di Indonesia ini. Kekhawatiran serikat pekerja PLN yang pada awal pelantikan menolak kehadiran orang luar kini terkagum-kagum dengan kinerja Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan dengan gayanya yang lugas, tegas, dan tanpa kompromi mampu menata kebobrokan PLN. Dia mampu melaksanakan tugas dalam berbagai kesempatan dan situasi. Sebagaimana ketika memimpin rapat darurat di halaman Stadion Toeah Pahoe Palangkaraya, 26 Maret 2011, Dahlan menuliskan rencana strategis di atas lapangan yang datar dan agak basah karena semalam habis diguyur hujan.

Jurnalistrik
Bagaimana seorang wartawan mengurai keruwetan kelistrikan dalam waktu singkat? Don Kardono, pemimpin redaksi Indo Pos dan Ketua Forum Pemred Jawa Pos Groups menulis, Dahlan Iskan memang jurnalis sejati. Kapan saja, di mana saja, dalam suasana seperti apa saja, dia selalu menemukan tema memikat untuk berbagi kisah dengan khalayak. Sampai-sampai saat ajal hendak mengintai pun, dia masih kebanjiran ide untuk berbagi kisah melalui media.

Buku Ganti Hati yang dibuatnya dengan amat dramatis itu menjadi buku legendaris, buku terlaris dan dicetak terbanyak di Indonesia saat ini. Tidak ada yang tidak unik, tak ada yang tidak menarik di mata Dahlan. Darah jurnalistiknya seolah-olah sudah menyatu dengan jiwa raganya.

Mungkin itu juga yang membuat Dahlan eksis di PLN. Ada api jurnalisme yang hidup dan menerangi pikiran-pikiran besarnya. Dia seolah-olah sendang menerapkan prinsip layaknya wartawan bergulat dengan prinsip-prinsip jurnalistik, dalam mengatur kebijakan kelistrikan negara. Misalnya, soal nilai-nilai aktualisasi, dramatisasi, fakta yang menyentuh kepentingan publik, kejadian yang unik, unsur kedekatan dengan publik, eksklusif yang tidak dipunyai oleh tokoh yang lain, mendidik publik atau edukatif, dan penuh dengan karya-karya inovasi (hal 47-48).

CEO yang gemar memakai sneakers itu memang “pendekar mabuk” yang seakan-akan keranjingan membereskan PLN dan mengatasi kekurangan listrik di Indonesia. Hal yang ada di kepalanya, gagasan yang “aneh” sekalipun, akan langsung dilaksanakan.
Setelah satu tahun memimpin PLN, sekarang ini ia memimpin 52.000 karyawan, mulai dari direksi hingga petugas instalasi listrik terendah, yang bersatu bagaikan sebuah bala tentara yang penuh semangat dan siap melakukan tugas apa pun.
Barangkali motivasi paling kuat yang mendorong sikap trengginas mereka adalah perubahan situasi. Jika dulu selama puluhan tahun PLN menjadi tempat caci maki, sasaran kemarahan, dan unjuk rasa karena listriknya kerap padam, sekarang semua orang memuji PLN. Hal itulah yang memberikan kebanggaan tersendiri bagi seluruh karyawannya.

Akhir 2012 Dahlan Iskan akan meninggalkan posisinya sebagai CEO PLN sekaligus meninggalkan sebuah prestasi dahsyat yang akan dikenang. Mengatasi kekurangan listrik, menghentikan giliran listrik mati, menghemat triliunan rupiah setahun, dan membenahi manajemen serta mengubah seluruh jajaran karyawan untuk bekerja dalam budaya baru, yang efisien, hemat, penuh kerja keras. Sebuah jejak yang memberi inspirasi kepada bangsa ini, di tengah kegalauan dan pesimisme yang luas merebak.

Buku ini tidak hanya mendedah keberhasil seorang Dahlan Iskan menata dan memajukan PLN. Namun, buku ini juga menyajikan kesederhanaan dan semangat keberanian yang dimiliki Dahlan Iskan dalam memimpin. Memimpin ala jurnalistik yang mampu menyelesaikan persoalan listrik. Sebuah inspirasi yang wajib dibaca bagi siapa pun.

*)Benni Setiawan, Alumnus Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar