Meraih Cita

Meraih Cita

Senin, 02 April 2012

Jejak Langkah Jokowi



Dimuat di Resensi Buku, Solo Pos, 01 April 2012

Judul : Jokowi, dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi
Penulis : Zaenuddin HM
Penerbit : Ufuk Press, Jakarta
Cetakan : Maret 2012
Tebal : xiv + 137 Halaman

Joko Widodo atau yang biasa dipanggil Jokowi memang istimewa. Ia hanya seorang pemimpin daerah. Namun, prestasinya luar biasa. Jokowi memimpin dengan keteladanan. Sebuah sikap yang kini jarang dimiliki oleh pemimpin nasional. Ia banyak mendengar dan bekerja nyata untuk rakyatnya. Ia bukan tipe pemimpin yang hanya duduk manis di belakang meja sembari mengucap mantra kesejahteraan yang tidak pernah terwujud. Ia pun keluar masuk pasar tradisional. Memastikan apakah denyut usaha kecil tersebut tetap tumbuh dan berkembang di Kota Solo.

Ia pun menata pedagang kaki lima (PKL). PKL baginya merupakan berkah alam. Mereka merupakan aset ekonomi. Maka ia mengelola PKL dan memberi tempat berdagang. Proses pemindahan mereka pun sesuai dengan fitrah kemanusiaan (manusiawi). PKL diajak urun rembug tentang masa depan kota dan masa depan pedagang. Hasilnya, tanpa palu dan kekerasan PKL tertata dengan rapi dan menjadi aset terbesar bagi Kota Solo.

Pengusaha mebel ini pun menginisiasi mimpi adanya mobil nasional. Walaupun bukan program baru (karena sudah diretas di Era Orde Baru), Jokowi kembali memberi teladan kepada pejabat di seluruh Indonesia untuk menggunakan mobil karya anak bangsa. Mobil berjuluk Kiat Esemka, walaupun tidak lolos uji emisi Kementerian Perhubungan telah menjadi penanda bagi zaman bahwa tunas muda Indonesia mempunyai kemampuan untuk menciptakan sebuah inovasi teknologi.

Mungkin lebih banyak lagi prestasi yang telah ditorehkan oleh Jokowi. Namun, ia tetap santun. Ia tidak menjadi sombong karena prestasi yang telah ia torehkan. Ia tetap mengaku bodoh, tidak mempunyai tampang menjadi pemimpin. Namun, di tengah kesajahaannya, ia merupakan pemimpin inspiratif bagi bangsa Indonesia.

Keajaiban
Buku karya Zaenuddin HM, Jokowi, dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi ini setidaknya mengumpulkan serpihan dari segudang prestasi Jokowi. Jurnalis senior Rakyat Merdeka ini dengan gaya jurnalistik yang renyah menyuguhkan sosok Jokowi yang apa adanya. Kaya prestasi namun tetap bersahaja.

Kiprah kepemimpinan Jokowi dimulai ketika ia prihatin dengan keadaan kota kelahirannya, Solo, yang dirasakannya berhenti di tempat. “Saya melihat kok tidak semakin baik, tapi malah semakin turun dan semakin tidak baik. Saya merasa tergelitik. Saya pikir, mengelola sebuah kota apa sulitnya sih?” tutur Jokowi. Karena itulah ia merasa tertantang untuk membenahi kota Solo. Untuk itu ia harus mau memimpin atau menjadi walikota, dan itu pun harus bertarung dulu dengan calon-calon lain lewat pilkada.

Pada pilkada 2005, Jokowi berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Jokowi seakan mendapatkan suatu keajaiban dalam hidupnya: “dari jualan kursi (mebel) hingga mendapat kursi walikota”. Padahal ketika dicalonkan, banyak kalangan meragukan dirinya akan menang pilkada. Bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri konon sempat kaget ketika tahu dan melihat calon yang diusung PDIP adalah Jokowi.

Buku ini seakan mewartakan bahwa persona Jokowi telah menyihir masyarakat, Ia tampil ke pentas publik di tengah kegalauan masyarakat. Rasa rindu masyarakat akan sosok pemimpin penuh karya. Jokowi bak oase di tengah padang pasir. Kehadirannya mampu mengobati rasa dahaga masyarakat.

Pada akhirnya, buku ini menjadi semacam jejak langkah besar Jokowi yang dapat menginspirasi pemimpin lain untuk berbuat, bertindak, dan berkidmat kepada kesejahteraan masyarakat luas. Semoga melalui buku ini, muncul Jokowi-Jokowi lain di seluruh penjuru Nusantara. Selamat membaca.

*)Benni Setiawan, blogger buku, mengelola bertualangkata.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar