Meraih Cita

Meraih Cita

Sabtu, 26 Februari 2011



Judul : 365 Hari Berpikir Positif
Penulis : Brook Noel
Penerjemah : Maria Asri & Nyi Indah Kristiani
Penerbit : Daras Books, Jakarta
Cetakan : 2010
Tebal : 340 Halaman
ISBN : 978-979-1208-41-3


Menyambut Hari dengan Optimisme

Orang-orang sukses dan beruntung selalu berprinsip bahwa hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin. Hari kemarin adalah sejarah hidup yang patut menjadi semangat baru menyambut hari esok. Menyemai spirit hidup merupakan modal awal setiap insan untuk berbuat baik dan menjadikan hari ini sebagai ladang amal dan ibadat.
Inilah pesan yang dapat diambil dari buku 365 Hari Berpikir Positif. Buku ini akan mengantarkan Anda menapaki hari demi hari dalam setahun dan membuka cakrawala Anda. Membaca buku ini Anda akan mendapat energi positif yang memancar dalam setiap untaian kata.
Kelebihan lain buku ini terletak pada setiap tanggal dimulai dengan kutipan-kutipan pendek dari tokoh-tokoh yang semakin menguatkan bahwa buku ini bukan hanya buku harian biasa, namun sebuah buku penting yang sarat dengan rujukan yang memadai.
Sebagaimana tercermin pada kutipan tanggal 27 Oktober dari John F. Kennedy. “Ada biaya dan risiko dalam sebuah tindakan, namun lebih sedikit dari risiko jangka panjang dan biaya dari ketidaknyamanan karena tidak melakukan sesuatu” (hal. 280).
Jika kita renungkan, petuah bijak mantan Presiden Amerika Serikat ini pas dengan kondisi Indonesia saat ini. Dimana pemimpin kita selalu tidak berdaya dalam bertindak. Mereka selalu menyalahkan alam, ketiadaaan aturan, pernyataan-pernyataan klise lainnya dalam menghadapi musibah bencana alam dan korupsi yang semakin nyata. Pemimpin bangsa harus cepat bertindak dan tidak perlu mengulur waktu.
Selain itu pemimpin wajib bertanggung jawab. Bertanggung jawab adalah satu dari tugas pribadi kita yang paling penting. Tanggung jawab membuat perbedaaan antara yang rata-rata dengan yang hebat. Sayangnya, kebangnyakan dari dunia sudah mengembangkan “mentalitas karbon”, di mana lebih mudah untuk menyalahkan orang lain daripada bertanggung jawab. Ketika kita mempelajari bahwa kita bertanggung jawab atas tindakan, pemikiran, tujuan, dan masa depan kita, kita bisa mulai untuk membuat jalan menuju kehebatan. Jika kita terjebak di mentalitas karbo, maka kita selalu menyerahkan takdir kita di tangan orang lain.
Ahli manajemen diri, Calor Gerber Allred, Ph.D, pengarang Positive Actions for Living, menawarkan pemahaman ini ke dalam manajemen diri. “Apakah kita menyadari atau tidak, kita semua adalah manajer yang bertanggung jawab atas sumber daya kita sendiri. Semua orang mempunyai sumber daya waktu, energi, bakat, uang, harta, pemikiran, tindakan, dan perasaan yang harus kita atur. Kita merasa baik tentang diri kita ketika kita mengatur sumber daya kita dengan baik”.
Kita bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri. Entah siapa yang berusaha menggoyahkan atau mendukung kita, pada akhirnya kita sepenuhnya bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan. Ketika bertindak dalam bentuk apapun, ketahuilah bahwa Anda bertanggung jawab atas hasil positif atau negative dari tindakan Anda.
Menyalahkan tidak perlu ada. Menyalahkan orang lain adalah bibit dari mentalitas karbon. Menyalahkan memungkinkan orang untuk menghindar dari tanggung jawab dan tindakan. Ketika kita produktif dan bertanggung jawab, tidak aka nada kejadian menyalahkan.
Serahkan rasa berasalah itu. Dengan bertanggung jawab, kita terikat untuk membuat keputusan yang tidak selalu menjadi “yang terbaik” atau “benar”. Tidak apa-apa. Lebih baik membuat kesalahan dan belajar daripada menyalahkan dan berhenti (hal 197).
Selain bertanggung jawab, buku ini mengajarkan kepada kita arti penting optimisme. Sikap inilah yang akan selalu menemani kita dalam setiap keadaan. Dan menjauhkan diri kita dari sikap pesimis.
Menurut Winston Churchill, orang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan. Orang optimis melihat kesempatan di setiap kesulitan.
Pada akhirnya, buku ini menawarkan inspirasi, konsep, dan strategi yang cemerlang untuk membantu Anda menjalani kehidupan terbaik Anda setiap hari dengan pengharapan yang positif. Dengan menjalaninya, maka Anda diarahkan untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam setiap hari yang Anda jalani. Ibarat sarapan pagi, buku ini adalah “sarapan emosional’ yang bisa Anda nikmati setiap pagi sebagai sumber kekuatan mental dalam menjani hari yang penuh tantangan.

Benni Setiawan, alumnus Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar