Meraih Cita

Meraih Cita

Minggu, 29 Agustus 2010

Belajar Juara ala Trump

Resensi, Suara Merdeka, 1Agustus 2010 Judul : Think Like A Champion! Penulis : Donald Trump Penerbit : Daras Book, Jakarta Terbit : 2010 Tebal : 211 Halaman Donald J. Trump adalah salah satu pengusaha tersukses, terbesar, dan terglamor di dunia. Nama “Trump” sendiri seolah telah menjadi brand dan mantra bagi kesuksesan. Visinya untuk sukses sekaligus menikmati hidup benar-benar telah menginspirasi banyak orang. Melalui bukunya ini, Think Like A Champion!, Trump ‘curhat’ mengenai kesuksesannya itu. Berawal dari catatan ayahnya, Fred C. Trump yang dikirim secara teratur, Trump bertutur secara lugas mengenai dirinya sendiri. Trump menyebut para juara dilahirkan dan para juara bisa dibentuk. Salah satu definisi juara adalah seseorang yang memperlihatkan keunggulan menonjol. Definisi lainnya adalah seorang yang menjadi pemenang hadiah pertama atau menduduki tempat pertama dalam suatu kompetisi. Para juara tambah Trump juga ingin mencapai sesuatu yang spesial. “Biasa-biasa saja” tidak akan cukup untuk seseorang yang memiliki pola pikir juara. Para juara berpikir besar. Para juara bekerja amat keras. Para juara itu fokus. Para juara berdisiplin. Berpikirlah seperti itu, para juara berfikir seperti juara. Secara lebih sederhana Rektor Trump University ini menjelaskan pilihan yang terbaik adalah mendapatkan prestasi setinggi mungkin. Mengapa menetapkan sasaran yang terlalu rendah? Apakah Anda pernah mendengar seorang anak berkata mereka tak ingin apa-apa ketika mereka dewasa? Mereka penuh impian dan rencana, dan jarang memilih cita-cita yang biasa-biasa saja. Mereka ingin jadi presiden, dokter, astronot, ilmuan, dan seterusnya. Mereka berada di rel yang benar dan memiliki pola pikir yang tepat. Jika Anda perlu, bawalah diri Anda kembali ke saat Anda memiliki prestasi tinggi sebagai suatu sasaran. Tidak setiap orang bisa menjadi juara dunia dalam satu hal, tapi Anda bisa berusaha keras menjadikan yang terbaik yang Anda bisa. Itulah langkah pertama—dan tanggung jawab harian. Para juara bekerja lebih keras lagi. Kita semua tahu kapan kita cukup melakukan sesuatu dan ketika kita benar-benar berusaha mati-matian. Berusahalah untuk memacu diri Anda—tiap hari. Jangan gagal karena Anda tidak pernah mengizinkan diri Anda untuk memulai! Jangan hindari kesuksesan karena Anda berpikir tanggung jawabnya mungkin terlalu besar—berfokus saja dan terus jalan! Anda akan kaget dengan apa yang bisa dihasilkan upaya cerdas. Buku ini begitu menawan. Mudah dibaca dan dimengerti. Membaca buku ini seperti mendapat bimbingan langsung dari Presiden Direktur Trump Organization. Jika Anda tidak memiliki waktu luang untuk membaca, inti buku ini terletak pada halaman 55-57. Namun, jika Anda ingin mengetahui rahasia sukses dan menemukan key word (kata kunci) berpikir juara ala Trump, halaman demi halaman dalam buku ini sayang untuk dilewatkan. Maka tidak berlebihan jika, Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad dalam pengantar buku ini menyatakan, Trump melalui Think Like A Champion! telah mengajarinya berpikir seperti juara. Buku ini merupakan hadiah yang telah diberikan oleh Donald Trump pada istri dan dirinya. Sebuah hadiah yang Trump bagi dengan dunia. Sebuah hadiah yang lebih bernilai daripada uang. Jika Kiyosaki saja memberikan pujian semacam ini, maka buku ini sangat layak untuk dikonsumsi. Selamat membaca (Benni Setiawan)

Panduan Pasar Keuangan

Perada, Koran Jakarta, Rabu, 11 Agustus 2010 Judul : The Alchemy of FinancePenulis : George SorosPenerbit : Daras Books, JakartaTahun : I, Mei, 2010Tebal : 407 HalamanHarga : Rp100.000,- Empat ratus tujuh puluh tiga juta berbanding satu. Itulah peluang George Soros untuk membuat catatan investasi yang dia capai sebagai manajer Quantum Fund dari 1968 hingga 1993. Rekor investasinya merupakan penyangkalan yang paling tidak terbantahkan bagi hipotesis acak sepanjang sejarah! Soros mewartakan kesuksesannya itu melalui buku ini. The Alchemy of Finance merupakan salah satu karya terbesar sepanjang masa tentang dunia finansial dan investasi. Sebuah masterpiece dari salah seorang pakar sekaligus praktisi pasar keuangan yang paling sukses dalam sejarah. Buku ini memaparkan beragam strategi, filosofi , dan teknik yang dibutuhkan untuk sukses di dunia finansial dan investasi. Semua itu telah terbukti berhasil dan teruji selama 30 tahun terakhir. Tak pelak, buku ini menjadi bacaan wajib dan panduan utama bagi para praktisi investasi dan pasar keuangan yang serius. Buku ini berangkat dari konsep refl eksivitas. Konsep refleksivitas sangatlah sederhana. Dalam situasisituasi ketika ada para partisipan yang berpikir, terdapat interaksi dua arah antara pemikiran para partisipan dan situasi tempat mereka berpartisipasi. Di satu sisi, para partisipan mencoba memahami realitas, di sisi lain mereka mencoba menciptakan hasil yang diinginkan. Kedua fungsi itu bergerak ke arah berlawanan: dalam fungsi kognitif, realitas adalah apa yang terpampang; dalam fungsi partisipasi, pemahaman partisipan menjadi konstanta. Kedua fungsi dapat saling memengaruhi dengan merepresentasikan apa yang dianggap sebagai kenyataan. Soros menyebut interferensi antara kedua fungsi ini sebagai refleksivitas . Soros memandang refleksivitas sebagai sebuah lingkar umpan-balik antara pemahaman partisipan dan situasi ketika mereka berpartisipasi, dan Soros yakin bahwa konsep refleksivitas merupakan sesuatu yang sangat penting untuk memahami situasi-situasi ketika terdapat para partisipan dengan kemampuan berpikir. Refleksivitas menyebabkan pemahaman para partisipan menjadi tidak sempurna dan memastikan bahwa segala tindakan mereka akan membawa dampak yang tidak dimaksudkan. The Alchemy of Finance dimaksudkan sebagai sebuah serangan langsung terhadap paradigma yang berlaku saat ini, namun serangan ini bagaikan menghantam batu karang. Para ekonom profesional menganggap teori refleksivitas sebagai teori buatan seorang amatir yang gila akibat kesuksesan finansial. Teori refleksivitas merupakan teori filosofis, bukan teori ilmiah. Namun, teori refleksivitas jangan diabaikan hanya karena merupakan sebuah teori filosofis, dan teori ini jangan dibenturkan dengan realitas. Tidak ada laboratorium yang lebih baik untuk menguji teori refleksivitas daripada pasar keuangan, yang tidak menoleransi alasan (hal 68). Paul A Volcker dalam pengantarnya menyatakan bahwa The Alchemy of Finance bukanlah sebuah bacaan yang cepat dan mudah. Namun, Anda akan mendapatkan pengetahuan yang layak dari buku ini: sebuah pergulatan seorang pemikir yang independen dan yang tidak pernah berhenti mencari dalam upaya menerobos kekolotan lama dengan berbagai pandangan baru dan bermakna mengenai perilaku keuangan dan manusia. Peresensi adalah Benni Setiawan, pencinta buku, tinggal di Sukoharjo. 

Menuju Keunggulan Strategi

Resensi Seputar Indonesia, Saturday, 14 August 2010 Kepemimpinan dan perumusan strategi adalah sebuah seni.Seni merumuskanstrategi akan membantu sebuah perusahaan mencapai targettarget produksidan mencapai puncak kejayaan. Robert S Kaplan & David P Norton, pencipta konsep Balanced Scorecard, menunjukkan cara-cara terbaik dan menyeluruh yang terbukti berhasil pada ratusan perusahaan internasional yang menjadi klien mereka.Mereka berdua mentransformasi hal-hal yang tidak umum demi suksesnya pelaksanaan strategi. Konsep Balanced Scorecard terbangun dalam empat perspektif utama yaitu keuangan,pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Mengapa perusahaan perlu menggunakan Balanced Scorecard. Buku Execution Premiumini dengan lugas menjawab pertanyaan mendasar tersebut.Sebagian besar perusahaan, dalam menerapkan sistem manajemen strategi yang berbasis Balanced Scorecard,mengikuti urutan yang secara umum dimulai dengan prinsip pertama (gerakkan tim eksekutif), segera disusul dengan prinsip kedua (terjemahkan strategi ke dalam sebuah peta strategi yang berisi sasaran-sasaran strategis yang saling terkait disertai Balanced Scorecard dari ukuran dan sasaran) dan ketiga (selaraskan berbagai bagian dari bisnis melalui kartu skor yang saling terkait). Prinsip keempat mensyaratkan desain ulang beberapa sistem kunci sumber daya manusia (penetapan tujuan, motivasi), sedangkan prinsip kelima mensyaratkan desain ulang berbagai sistem perencanaan, penganggaran,dan pengendalian. Penerapan prinsip keempat dan kelima biasanya tidak dimulai sebelum program tersebut sudah berjalan satu tahun atau lebih. Nyatanya, Kaplan dan Norton menemukan bahwa perusahaanperusahaan mampu memperoleh hasil penting hanya dengan menerapkan prinsip pertama, kedua, dan ketiga secara menyeluruh dan menjalankan beberapa kegiatan dasar dalam prinsip keempat seperti program untuk mengomunikasikan strategi kepada karyawan dan mengikuti satu praktik dalam prinsip kelima yaitu menyelenggarakan rapat manajemen baru guna mengkaji ulang strategi. Namun, karena pendekatanpendekatan baru belum tertanam dalam sistem manajemen yang sedang berjalan pada organisasi (prinsip kelima),kinerjanya sering tidak berkesinambungan. Guna melengkapi kekurangan dan mewujudkan kesinambungan kinerja, dalam buku ini kedua penulis memulainya dengan mendokumentasikan praktik-praktik terbaik bagi prinsip kelima dari strategy-focused organization (SFO). Norton dan Kaplan mengakhirinya dengan sebuah sistem manajemen yang komprehensif dan mandiri yang mengaitkan strategi dan operasi. Sistem manajemen lingkaran-tertutup yang diuraikan dalam buku ini menggambarkan "kondisi terakhir" yang bisa dicapai oleh suatu perusahaan guna menghubungkan superioritas dalam pelaksanaan operasi dengan prioritas-prioritas strategis dan visi. Dalam buku ini, Norton dan Kaplan menguraikan bagaimana perusahaan mampu membangun hubungan yang kuat dari strategi sampai operasi sehingga kegiatan operasional sehari-hari daripada karyawan akan mendukung sasaran strategi. Dua penulis kawakan ini memperkenalkan sebuah kerangka baru untuk rapat tinjauan manajemen yang secara jelas memisahkan rapat-rapat kajian operasi yang memecahkan masalah jangka pendek dan memantau perbaikan proses-proses operasi kunci, dari rapat-rapat yang mengkaji dan memperbaiki pelaksanaan strategi. Sudah banyak elemen pelaksanaan strategi-strategi yang efektif. Perangkat penyusunan visi strategis dan perumusan strategi telah dikembangkan. Perangkat perencanaan strategi, termasuk peta strategi dan Balanced Scorecard, telah tersedia dan digunakan oleh banyak perusahaan lebih dari sepuluh tahun.Dan hampir semua perusahaan menggunakan perangkat operasional untuk manajemen mutu, perbaikan proses, dasbor, dan pembiayaan berbasis kegiatan. Bagaimanapun yang tidak ada adalah kerangka komprehensif untuk mengintegrasikan semua perangkat ini sehingga selaras dan harmonis sebagaimana mestinya. Dalam buku ini disajikan sebuah sistem manajemen komprehensif lingkaran-tertutup enam tahap yang mengintegrasikan berbagai perangkat manajemen untuk membantu perusahaan dalam proses-proses pelaksanaan strategi berikut ini; menyusun strategi, merencanakan strategi,menyelaraskan unit-unit organisasi dan karyawan dengan strategi, merencanakan operasi dengan menetapkan prioritas bagi manajemen proses dan dengan mengalokasikan sumber daya yang akan mengantarkan strategi, memantau dan belajar dari operasi dan strategi, serta menguji dan menyesuaikan strategi. Perusahaan membutuhkan sebuah struktur formal bagi komponen- komponen ini. Selain itu, mereka juga membutuhkan sebuah unit organisasi baru yang membantu merancang sistem yang terintegrasi, menjalankan proses-proses kunci di dalamnya, dan mengoordinasi proses-proses lainnya dengan fungsi-fungsi organisasi yang lain—sebuah unit yang kami sebut office of strategy management. Proses pelaksanaan strategi dan infrastruktur organisasi merupakan cara pengelolaan baru. Proses dan infrastruktur itu menciptakan sebuah pendekatan sistem bagi perencanaan strategi dan kaitannya dengan operasi. Melalui kombinasi antara konsep, kasus, dan metodologi,buku ini menguraikan dasar-dasar sistem pengelolaan strategi dan operasi dengan Balanced Scorecard sebagai intinya (halaman 53-54). Perlunya organisasi menghubungkan strategi dan operasi dalam sebuah daur yang berkelanjutan dan dinamis adalah tesis utama dari Execution Premium. Organisasi yang bisa membangun hubungan ini dan menjalankan strategi mereka lebih cepat dibandingkan pesaing mereka akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar yakni Execution Premium (imbalan yang tinggi atas pelaksanaan strategi). Buku ini akan mengantarkan Anda menuju keunggulan pelaksanaan strategi.(*) Benni Setiawan,Mahasiswa program PascasarjanaUIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 

Mendalami Ruang Publik

Resensi, Sinar Harapan, Sabtu, 14 Agustus 2010 10:31 OLEH: BENNI SETIAWAN Ruang publik (public sphere) menjadi populer dalam literatur filsafat dan ilmu-ilmu sosial pasca-komunisme. Konsep ini seolah menge­mas segala harapan akan perubahan sosial secara demokratis. Seberapa suburkah konsep ini untuk menjelaskan partisipasi masyarakat warga (civil society) dalam demokrasi?Interaksi Aktif Masyarakat-NegaraMenurut Franz Magnis Suseno dalam buku ini (hal 111-112), dalam masyarakat warga atau masyarakat politis, John Locke menyebut beberapa unsur fundamental yakni demokrasi modern, atau kalau mau, etika politik modern, terwujud. Pertama, prinsip kedaulatan rakyat yakni segala wewenang atas masyarakat harus datang dari masyarakat itu. Kedua, prinsip negara minimal, dalam arti bahwa wewenang negara dibatasi oleh rakyat yang berdaulat pada apa yang perlu agar negara dapat melakukan tujuan untuknya ia dirikan, yakni melindungi masyarakat.Ketiga, prinsip pembagian kekuasaan, yakni pembagian Locke yang masih kurang sempurna ke dalam kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif akan dilengkapi menjadi trias politik oleh Charles de Secondat Montesquieu (1689-1755), seorang pengagum Locke dan tokoh liberalisme Prancis, dengan menambah kekuasaan yudikatif. Artinya kehakiman (sedangkan kekuasaan federatif dimasukkan ke dalam kekuasaan eksekutif). Prinsip pembagian kekuasaan adalah bagi negara modern. Di dalamnya berakar paham negara hukum.Keempat, prinsip bahwa kekuasaan negara adalah terbatas. Pembatasan itu dirumuskan dalam Undang Undang Dasar yang menetapkan secara perinci wewenang tiga kekuasaan negara itu. Dengan demikian Locke adalah bapak paham negara konstitusional, artinya negara yang menjalankan seluruh kekuasaannya atas dasar sebuah Undang Undang Dasar. Kelima, keterbatasan itu juga kelihatan dalam penegasan Locke bahwa rakyat boleh melawan, bahkan boleh melakukan revolusi apabila negara melanggar hak-hak asasinya.Berbeda dengan Locke, Antonio Gramsci sebagaimana dicatat oleh R Haryono Imam, mewartakan masyarakat warga tersusun karena proses hegemoni. Konsepsi ini kerap dirumuskan sebagai kepemimpinan moral dan intelektual suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain. Pengaruh modal dan intelektual ini yang pada gilirannya membangkitkan dukungan (consent) dan persetujuan pada kelompok yang hegemonik. Consent adalah satu sisi dari dua sisi kekuasaan. Kekuasaan adalah consent yang didukung dan diperkuat oleh koersi (coercion) atau kekuasaan.Masyarakat warga dalam pandangan Gramsci memiliki dua karakteristik utama. Pertama, masyarakat warga adalah Locus bagi konflik politis dan pergulatan sosio-ekonomi. Kedua, masyarakat warga teryata merupakan locus hegemoni. Ia juga merupakan arena untuk membangun dan merebut hegenomi (hal 167-182).Ragam tafsir dan pengertian ini juga diikuti oleh pengertian ruang publik itu sendiri. Sekurangnya ada dua pengertian ruang publik yang dibahas dalam buku ini. Pertama, ruang publik adalah suatu wilayah yang dapat diakses semua orang dan wilayah ini membatasi dirinya secara spasial dari wilayah lain, yaitu ruang privat. Di sini berbeda dari ruang privat yang merupakan locus intimitas, ruang publik merupakan locus kewarganegaraan (citizenship) dan keadaban publik (public civility). Pengertian deskriptif ini dibedakan dari pengertian kedua yang bersifat normatif, yakni ruang publik yang seharusnya berperan kritis terhadap sistem politis. Dalam arti normatif ini ruang publik adalah suatu wilayah komunikasi tempat para warga ne­ga­ra berperan secara demo­kratis dalam mengawasi jalannya pemerintahan atau meminjam istilah Habermas—suatu tempat pengeraman kegelisahan politis warga" (hal 10-11). Impitan Pasar dan BirokrasiBuku ini pertama-tama mengajak Anda untuk melacak pemikiran tentang kepublikan (publicity) dan masyarakat warga (civil society) yang membentang mulai dari Plato di zaman Yunani Kuno, melalui Abad Pertengahan sampai pada gagasan filsuf modern, seperti Hobbes, Locke, Rousseau, Kant dan Hegel. Konsep "ruang publik" lalu dibahas dalam kaitannya dengan kapitalisme, pluralisme, feminisme, dan kebudayaan yang menjadi keprihatinan para filsuf kontemporer, seperti Gramsci, Hannah Arendt, Habermas, dan Rorty.Mendalami pemikiran-pemikiran mereka, kita akan ditetapkan pada sebuah kegelisahan, jika dewasa ini ruang publik sungguh telah didistorsi oleh kepentingan-kepentingan pasar dan birokrasi pemerintah, bagaimana kita masih dapat mengharapkan peran demokratis masyarakat warga dalam medium yang sudah rancu itu?Buku ini diakhiri dengan upaya-upaya untuk menjawab kegelisahan tersebut. Sebagaimana tulisan Al Andang L Binawan yang memberikan kilas balik reflektif atas berbagai gagasan yang telah dibahas sebelumnya sambil mengajak kita untuk menemukan peran hukum dalam masyarakat dan peradaban dan kaitannya dengan ruang publik. Tulisan Al Andang memberi pesan kepada kita bahwa ruang publik direalisasikan melalui hukum yang mendasarkan diri pada hak-hak asasi manusia (hal. 349-367).Demikian pula dengan tulisan B Herry Priyono yang memberikan analisis kritis terhadap porak-porandanya ruang publik akibat merambahnya kekuatan-kekuatan pasar di berbagai arena kehidupan. Tulisan Herry Priyono tidak sekadar membongkar berbagai persoalan konseptual ruang publik, melainkan juga menyarankan jalan keluar yang diyakini dapat memberinya kembali kepada ruang publik yang tercekik oleh impitan pasar dan birokrasi (hal 369-395)Buku ini mencoba memberikan jawaban atas kegelisahan-kegelisahan yang mengitari ruang publik dan mendalami apa itu ruang publik. Buku ini akan memperluas perspektif Anda untuk memahami kemungkinan dan tantangan demokrasi partisipatoris dalam masyarakat majemuk seperti masyarakat kita. Penulis adalah penulis dan pembaca buku, tinggal di Sukoharjo.

Dua Langkah Menuju Sukses

Perada, Koran Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2010 Judul : Execution Premium Penulis : Robert S. Kaplan & David P. Norton Penerbit : Ufuk Press, Jakarta Tahun : I, Juni 2010 Tebal : 482 Halaman Harga :Rp.115.000,- Kesuksesan sebuah perusahaan terletak pada manajeman dan strategi yang digunakan. Dalam buku Execution Premium ini, Robert S Kaplan & David P Norton menguraikan bagaimana perusahaan mampu membangun hubungan yang kuat dari strategi sampai operasi sehingga kegiatan operasional sehari-hari serta karyawan akan mendukung sasaran strategi. Dua penulis kawakan ini memperkenalkan sebuah kerangka baru untuk rapat tinjauan manajemen yang secara jelas memisahkan rapat-rapat kajian operasi, yang memecahkan masalah jangka pendek dan memantau perbaikan proses-proses operasi kunci, dari rapat-rapat yang mengaji dan memperbaiki pelaksanaan strategi. Penggunaan peta strategi sebagai kerangka penyusunan merupakan ciri pembeda dari pendekatan perencanaan dan penyusunan strategi Kaplan & Norton. Sebagian besar pendekatan terhadap penyusunan strategi terfokus pada hasil dari strategi yang diinginkan. Misalnya, strategi tersebut menguraikan proposisi nilai pelanggan yang hendak ditawarkan oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan juga ceruk di mana organisasi itu akan bersaing. Tetapi pernyataan proposisi nilai tidak membahas bagaimana hal itu akan tercapai. Kebanyakan pendekatan strategi bisnis yang populer mendefi nisikan apa tetapi tidak mendefi nisikan bagaimana. Sebuah strategi yang lengkap harus mendefinisikan apa dan bagaimana—atau, dalam terminologi Kaplan & Norton, hasil-hasil yang diinginkan dan penggerak dari hasil-hasil itu. Struktur sebuah peta strategi memberikan kerangka yang komprehensif dan logis untuk merancang dan menjalankan sebuah strategi. Peta strategi adalah terobosan manajerial yang memungkinkan organisasi mengelola strategi secara lebih efektif dan mencapai execution premium (imbalan yang tinggi atas pelaksanaan strategi) dari implementasi yang sukses (hal 157). Fokus utama Kaplan & Norton dalam buku ini adalah desain sebuah sistem manajemen untuk menyelaraskan strategi unit bisnis dengan operasi. Namun, kebanyakan organisasi terdiri dari banyak unit bisnis dan unit pendukung, sehingga sistem manajemennya juga harus berhubungan dengan bagaimana strategi diintegrasikan ke seluruh unit organisasi beragam ini. Selain menyelaraskan unit-unit organisasi dengan strategi, sistem tersebut juga harus menyelaraskan karyawan dengan strategi. Jika semua karyawan tidak memahami strategi dan tidak termotivasi untuk mencapainya, maka kecil sekali kemungkinan pelaksanaan strategi akan berhasil (hal 201). Perusahaan yang mengikuti rekomendasi buku ini akan memiliki sistem manajemen yang lengkap; mengalokasikan sumber daya yang konsisten; mengetahui dengan cepat dampak operasional dan strategi dari keputusan-keputusan itu. Sistem manajemen lingkaran tertutup itu memungkinkan para eksekutif mengelola strategi maupun operasi, dan menyeimbangkan ketegangan di antara keduanya. Terwujudnya keseimbangan itu merupakan kunci sukses keberhasilan sebuah perusahaan. Peresensi adalah Benni Setiawan, pembaca dan penulis beberapa buku, tinggal di Sukoharjo